Re-post: Pride and Glory (2008)
source |
Cast: Edward Norton, Collin Farell, Jon Voight
Genre: drama, thriller
Tidak biasanya aku meminjam film bergenre action seperti Pride and Glory
(PoG), tetapi karena ingin tahu bagaimana akting Edward Norton dan
Collin Farell di film tersebut, so di hari Jumat lalu film ini masuk
dalam daftar borongan pinjamanku di Movie Time. Karena Jumat malam
terlalu lelah untuk membuka mata hingga malam, PoG baru bisa aku tonton
Sabtu siang.
Dari adegan pertama aku sudah cukup dibuat bingung
dengan suasana yang terbangun. Suasana pertandingan american football
yang hingar bingar berganti dengan serbuan suara sirene di TKP yang
menewaskan 4 orang polisi di divisi narkoba. Dalam waktu yang cukup
singkat tersebut bermunculan banyak tokoh, baik di kantor polisi maupun
di rumah keluarga yang menjadi pusat cerita.
Tokoh utama PoG
adalah 2 orang bersaudara, Francis dan Ray (Edward Norton) yang
sama-sama bekerja di kepolisian seperti juga ayah mereka, Mr. Therney
(Jon Voight). Saudara ipar mereka, Jimmy Egans (Collin Farell) juga
seorang polisi divisi narkoba yang bekerja di kesatuan 31, di bawah
pimpinan Francis. FYI, Ray sebagai detektif baru bergabung setelah kasus
di masa lalu yang hanya disebut sekilas dan secuil adegan dengan mantan
istrinya yang menggambarkan kalau hubungan pribadinya tidak berjalan
dengan baik.
Setelah penyelidikan kematian 4 orang polisi yang
dilakukan Ray, secara mendadak kasus berkembang menyebar kemana-mana
dengan adegan jelas tentang para polisi teman-teman Jimmy yang merampok
sebuah toko dengan alasan mencari pengedar narkoba yang sedang mereka
cari. Bahkan ditunjukkan pula bagaimana mereka menghancurkan barang
bukti, menganiaya para anak buah pengedar narkoba dan bahkan gembong
narkobanya itu sendiri.
Waduh, kok gamblang sekali? Mana misteri
yang harus dipecahkan? Mana kejutan-kejutan yang biasanya muncul? Hingga
akhir film, tidak ada satupun misteri penting yang harus dipecahkan dan
kejutan yang cukup berarti. Yang ada adalah rentetan cacian fu** dari
para polisi yang mengedepankan emosi dalam segala tindakan mereka dan
pergulatan emosi antar para tokoh yang aku rasa tetap kurang dalam.
Bagi
yang kurang suka dengan jenis film aksi kekerasan kepolisian tanpa
perlu adanya pemecahan misteri rumit, sebaiknya tidak menontonnya karena
akan cepat bosan. Aku sendiri nyaris beberapa kali tertidur karena
tidak adanya kejutan berartidi sepanjang film yang membuat penasaran.
3/5 untuk semua aksi kekerasan yang ada di film ini.
(re-post from Multiply 30 Mei 2009)
Komentar
Posting Komentar