10 Days in Seoul-3: Tteok Museum, HUFS, & Miso Musical Performance
Jumat, 18 April 2014
Pagi kedua atau hari ketiga di Seoul ini diawali dengan kegiatan traditional cooking experience. Kami berangkat dari Stanfford Hotel menuju ke Institute of Traditional Korean food yang di dalamnya terdapat Tteok Museum di 71, Donhwamun-ro, Jongno-gu, Seoul.
More information about this place you can check it here
Di tempat ini rombongan kami dibagi menjadi dua, Chinese group dan English group. Kami semua mendapat kesempatan membuat bibimbap (nasi campur) dan heotteok (pancake Korea). Sebelum mulai memasak kami melihat-lihat Tteok museum yang menampilkan sejarah betapa pentingnya tteok (kue beras) dalam kehidupan masyarakat Korea. Tteok disajikan dalam setiap tahap kehidupan masyarakat Korea, mulai dari pernikahan, kelahiran, hingga kematian. Ditampilkan juga berbagai peralatan dalam pembuatan tteok dan diorama cara pembautan tteok. Kali aku tidak bisa mengambil foto karena memang selain ada tanda dilarang mengambil foto para staf di sana juga memperingatkan kamu untuk tidak memotret di area display itu.
English Group menuju ke lantai lima dan di sana sudah terlihat seorang koki yang siap memperagakan bagaimana cara membuat bibimbap dan heotteok yang lezat. Oh ya, sebelumnya masing-masing dari kami diminta mengenakan hanbok. It's my first experience, so I'm so excited! Yay!
Institute of Traditional Korean Food Dok: Danee, 2014 |
More information about this place you can check it here
Me, on the photo zone of Tteok Museum Dok: Danee, 2014 |
English Group menuju ke lantai lima dan di sana sudah terlihat seorang koki yang siap memperagakan bagaimana cara membuat bibimbap dan heotteok yang lezat. Oh ya, sebelumnya masing-masing dari kami diminta mengenakan hanbok. It's my first experience, so I'm so excited! Yay!
Setelah berganti kostum, kami semua duduk manis mengelilingi sebuah meja panjang untuk mendengarkan penjelasan sang koki. Begitu penjelasan dalam bahasa inggris tersebut usai, kami diminta untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 4 orang untuk memasak dua menu yang telah ditentukan di atas. Tidak disangka aku menjadi satu-satunya perempuan di dalam timku yang terdiri Omar, Melvyn, dan juga Talent. OMG, mereka menyerahkan semua tugas memotong bahan padaku, hiks. Tim lain sepertinya expert dalam hal memasak, beda dengan timku dimana aku sendiri tidak hobi masak, ha ha ha.
Dari Institute of Korean Traditional Food, kami kembali mengunjungi HUFS untuk menerima materi tentang budaya Korea. Kali ini materinya adalah pelajaran bahasa Korea. Sebagian besar dari kami di english Group cukup merasa kesulitan dengan pengenalan hangeul ini karena jujur selain harus menghapalkan karakter apa yang tertulis, kita juga harus sekaligus mengetahui arti dari kata yang terbentuk tersebut. Oh, it's difficult! Alhasil banyak dari kami yang pusing tujuh keliling setelah pemberian materi ini, hu hu hu.
Makan malam kali ini adalah di sebuah restauran samgyetang terkenal di Seoul. Satu porsi sup ayam ginseng dengan nasi di dalamnya yang disajikan tentu saja akan membuat pengunjung merasa sangat kekenyangan karena memang lebih dari cukup untuk satu orang, ho ho ho.
Kunjungan terakhir di hari Jumat ini adalah menikmati pertunjukan drama musikal tradisional Korea di Jeongdong Theater. Teater yang beralamat di 43, Jeongdong-gil, Jung-gu, Seoul itu tersebut kami capai dengan berjalan kaki karena jaraknya yang cukup dekat dari restoran. Awalnya aku kira pertunjukan tersebut akan diselenggarakan di sebuah gedung megah, namun ternyata tidak. Pertunjukan tersebut diseleggarakan di basement yang terlihat kecil, namun ternyata tetap menarik banyak pengunjung, terutama turis asing.
Karena sepanjang pertunjukan berlangsung kami dilarang memotret, akhirnya hanya ada satu foto saja yang bisa aku 'curi' jepret sesaat sebelum pertunjukan dimulai. Sayang sekali memang karena banyak adegan menarik di dalam pertunjukan musik tradisional yang dikemas modern tersebut. Interaksi antara
penonton dan pemain pertunjukan ini juga terjadi ketika di tengah
pertunjukan, para pemain musik tradisional Korea Samulnori muncul di
tengah-tengah kursi penonton. Cool!
Namun jangan khawatir, jika ingin tahu sekilas bagaimana suasana pertunjukan tersebut, silakan mampir ke website pariwisata Korea yang menampilkan banyak gambar dengan lakon Miso sama seperti yang aku lihat saat itu: http://koreatourinformation.com/misobaebijang-jeon-by-jeongdong-theater/
Seusai pertunjukan, para pengunjung mendapat kesempatan untuk berfoto bersama dengan para pemain Miso. Setidaknya ini menjadi sebuah kenangan atas pertunjukan yang memang spektakuler dan dikemas apik tersebut dan sedikit kompensasi karena tidak bisa memotret di dalam teater, he he.
Malam itu aku kembali ke hotel dengan perasaan gembira karena bisa menyaksikan pertunjukan drama musikal tradisional yang sangat menarik dan mengesankan. Sungguh usaha pelestarian budaya yang sangat berhasil di masa modern seperti ini. Good job Korea!
Kami akhirnya menikmati bibimbap dan heotteok buatan sendiri setelah memporak porandakan dapur di tempat tersebut, he he he. Kenyang dengan masakan hasil karya sendiri tersebut, kami tentu saja tidak lupa berpose bersama sang koki yang telah berbaik hati mengajari kami selama sekitar satu jam tersebut.
Dok: GAOK, 2014 |
Suasana belajar hangeul Dok: Danee, 2014 |
The famous Samgyetang Dok: Danee, 2014 |
Lokasi Jeongdong Theater
Dok: Danee, 2014
Dok: Danee, 2014
Pertunjukan drama musikal tradisional Korea ini disebut Miso, yang berarti senyuman indah. Pertunjukan yang aku saksikan kali ini adalah kreasi terbaru tahun 2014; MISO: Baebijang-jeon (裵裨將傳). Pertunjukan ini menceritakan tentang Sekretaris Bae, seorang pejabat yang dikirim ke Pulau Jeju. Pada pesta penyambutan kedatangannya, Sekretaris Bae tidak bersosialisasi dan sesumbar untuk tidak tergoda oleh wanita
penghibur. Orang-orang yang merasa sebal dengan sikapnya tersebut segera merancang rencana untuk menjebaknya. Aerang, seorang gisaeng tercantik dan cerdas di Pulau Jeju mengajukan diri untuk menggoda Sang Sekretaris. Dengan bantuan pelayan Sekretaris Bae, pejabat yang sangat sangat percaya diri ini pun jatuh dalam rayuan Aerang dan mendapat pelajaran atas keangkuhannya.
Namun jangan khawatir, jika ingin tahu sekilas bagaimana suasana pertunjukan tersebut, silakan mampir ke website pariwisata Korea yang menampilkan banyak gambar dengan lakon Miso sama seperti yang aku lihat saat itu: http://koreatourinformation.com/misobaebijang-jeon-by-jeongdong-theater/
Seusai pertunjukan, para pengunjung mendapat kesempatan untuk berfoto bersama dengan para pemain Miso. Setidaknya ini menjadi sebuah kenangan atas pertunjukan yang memang spektakuler dan dikemas apik tersebut dan sedikit kompensasi karena tidak bisa memotret di dalam teater, he he.
Me di depan pemeran Sekretaris Bae yang sok alim, he he Dok: Danee, 2014 |
Sampai jumpa di postingan berikutnya :)
pagi mba saya irfan saya boleh minta cp mba saya mau tanya tanya tentang program k2h email saya irfanfahlevi@yahoo.com
BalasHapus